Insan Pers Karawang Boikot KDM: “Kami Tuntut Klarifikasi!”
Karawang, KabarSakti.com – Puluhan wartawan di Karawang menuntut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk menarik pernyataannya yang menyatakan tidak akan bekerja sama dengan media massa.
Tuntutan ini disampaikan dalam bentuk pernyataan sikap yang menegaskan pemboikotan terhadap pemberitaan Dedi Mulyadi, setelah diskusi bertema ‘Pilar ke-4 Tercampakan Arogansi Kekuasaan’ pada Senin, 7 Juli 2025, di Lapak Kopi Karawang.
Para wartawan dari berbagai media online di Karawang menolak pernyataan kontroversial Dedi Mulyadi. “Kami tidak akan menayangkan, memuat, atau menyebarkan informasi, program, atau aktivitas apapun dari Dedi Mulyadi sampai ada klarifikasi dan permintaan maaf resmi. Sikap kami tegas: boikot!” bunyi deklarasi tersebut.
Dedi Mulyadi dinilai tidak hanya menyakiti wartawan, tetapi juga membunuh karakter profesi mereka. “Hari ini kita berduka atas ‘terbunuhnya’ demokrasi,” ucap N. Hartono, Wartawan Senior Karawang, mengomentari pernyataan Dedi Mulyadi.
Hartono, yang juga menjadi narasumber pada diskusi tersebut, menegaskan bahwa media massa merupakan pilar ke-4 demokrasi. “Jika media diabaikan, maka demokrasi akan mati,” tambahnya. Menurutnya, media berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis.
Senada dengan Hartono, Mr. Kim, narasumber lainnya, juga mengkritik pernyataan Dedi Mulyadi. “Jika Dedi Mulyadi tidak mengakui keberadaan media, untuk apa kita mempublikasikannya? Kami memutuskan untuk memboikot segala bentuk pemberitaan tentang Dedi Mulyadi,” tegasnya.
Pernyataan boikot ini bukan sekadar simbolik; seluruh peserta diskusi, yang terdiri dari pemimpin redaksi, jurnalis, hingga aktivis organisasi pers, menandatangani dokumen deklarasi boikot terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Red)