Dandenbekang III/2.B Garut Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025
Garut, KabarSakti.com – Komandan Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Dandenbekang) III/2.B Garut, Letkol Cba Catur Setiyawan, A.Md., bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 yang digelar di lapangan upacara Makorem 062/Tarumanagara, Jalan Bratayudha No. 65, Kabupaten Garut, pada Senin 2 Juni 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Irup membacakan pidato tertulis Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, Prof. Dr. Yudian Wahyudi, yang menegaskan kembali pentingnya menjadikan Pancasila sebagai fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hari ini, 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum penting dalam sejarah bangsa Indonesia Hari Lahir Pancasila. Ini bukan sekadar momen mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga peneguhan komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Irup dalam amanatnya.
Pancasila, lanjutnya, bukan hanya dokumen historis atau teks normatif dalam Pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
“Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, budaya, dan bahasa. Dalam Pancasila kita belajar bahwa kebinekaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu,” imbuhnya.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah menetapkan Asta Cita, delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.
“Kenapa ini menjadi prioritas? Karena kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa menimbulkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi,” lanjutnya.
Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap ideologi Pancasila juga semakin nyata. Penyebaran paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi menjadi ancaman serius terhadap kohesi sosial bangsa.
“Maka dari itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila di semua dimensi kehidupan: mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” tegasnya.
Irup mengajak seluruh peserta upacara dan masyarakat luas untuk menjadikan momen Hari Lahir Pancasila bukan sekadar seremonial, melainkan titik tolak memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
“Kita ingin Indonesia maju bukan hanya dalam aspek teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia sejahtera, bukan hanya dalam angka statistik, tapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia dihormati dunia karena kebijaksanaan dan keluhuran budinya,” pungkasnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini diakhiri dengan ajakan untuk terus menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara. (Abucek)
Sumber Penrem 062/Tn
