Tasikmalaya, Kabarsakti.com – Polres Kabupaten Tasikmalaya menggerebek tambang pasir ilegal yang berada di kawasan selatan Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di sekitar muara Sungai Ciwulan.

Kabag Ops Polres Tasikmalaya Kompol Glatiko Nagiwento menjelaskan, dalam operasi tersebut, tim gabungan yang terdiri dari Polres Tasikmalaya, TNI, Satpol PP, dan Dinas ESDM mendatangi delapan lokasi tambang pasir ilegal pada Kamis (30/1/2025) sore. Namun, saat petugas tiba di lokasi, tidak ditemukan pekerja di tempat, hanya terlihat peralatan dan perahu yang ditinggalkan. “Terdapat delapan titik tambang, dengan lima lokasi yang lebih besar. Lokasinya berada di sepanjang muara Sungai Ciwulan, baik di sisi kiri maupun kanan sungai,” jelas Glatiko.

Menurut Glatiko, penertiban dilakukan di lima lokasi, yaitu di Kampung Citoe, Desa Cidadap, Kecamatan Karangnunggal; Desa Borosole, dan Desa Mangkabaya, Kecamatan Cikalong. Aktivitas tambang di lokasi-lokasi tersebut diperkirakan sudah berlangsung cukup lama dan diduga dimiliki oleh lebih dari satu orang. “Meskipun tidak ada pekerja saat penggerebekan, kami akan mendalami lebih lanjut. Aktivitas tambang di lokasi ini sudah berlangsung lama,” jelasnya, Jum’at 31 Januari 2025.

Glatiko menambahkan, aktivitas tambang di daerah tersebut diduga ilegal karena tidak memiliki izin dan lokasinya berada di sepadan Sungai Ciwulan. “Kami duga ini ilegal, dan akan memanggil pengelola untuk diperiksa,” ungkapnya.

Sebagai langkah penertiban, pihak kepolisian langsung memasang garis polisi di sekitar lokasi tambang dan meminta agar operasional tambang dihentikan. “Kami pasang garis polisi supaya tidak ada aktivitas tambang lagi,” lanjutnya.

Penertiban ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat serta instruksi pimpinan. Berdasarkan informasi dari Dinas ESDM, aktivitas pertambangan di lokasi tersebut memang tidak memungkinkan untuk diberikan izin. “Ahli dari Dinas ESDM menyatakan bahwa lokasi ini tidak boleh ada aktivitas pertambangan, bahkan sudah dipetakan oleh provinsi dan terus dipantau sejak lama,” ujar Glatiko. (Abucek)