Tasikmalaya, KabarSakti.com – SMPN 4 Tasikmalaya memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional atau Mieling Poé Basa Indung dengan penuh semangat. Acara ini dihadiri oleh seluruh warga SMPN 4 (Nepatas), termasuk Kepala Sekolah, dewan guru, staf TU, serta siswa kelas 7 hingga kelas 9.

Perayaan Mieling Poé Basa Indung bertujuan untuk membangkitkan minat generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah, khususnya bahasa Sunda. Tantangan terbesar dalam melestarikan bahasa Sunda adalah rasa malu dan takut dalam menggunakannya. Selain itu, keinginan remaja untuk diterima di lingkungan pergaulan, maraknya penggunaan bahasa campuran dalam keluarga, serta stigma bahwa bahasa daerah dianggap ketinggalan zaman menjadi faktor yang memengaruhi.

Kepala SMPN 4 Tasikmalaya, Drs. Eman Suhaeman, M.Pd, mengungkapkan, “Memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum masih menjadi cara yang efektif untuk melestarikannya. Jika tidak, bahasa daerah akan semakin cepat hilang.” Beliau juga menambahkan, “Pelibatan anak muda dalam komunitas bahasa daerah sangat penting untuk menjaga kelestariannya.”

“Mieling Poé Basa Indung” merupakan tradisi masyarakat Sunda yang bertujuan untuk melestarikan budaya Sunda sebagai salah satu warisan budaya yang berkembang di Jawa Barat. Dalam kegiatan ini, siswa SMPN 4 Tasikmalaya menampilkan berbagai kebolehan dalam seni dan permainan tradisional Sunda.

Drs. Eman Suhaeman, selaku Kepala Sekolah, mengungkapkan rasa bahagianya melihat antusiasme seluruh warga sekolah dalam mengikuti perayaan ini. “Saya merasakan atmosfer yang luar biasa dalam perayaan Mieling Poé Basa Indung kali ini. Selain dari para staf dan guru, para siswa-siswi juga sangat antusias menyambut dan memperingati kegiatan yang berkaitan dengan budaya Sunda,” ujarnya.

Kepala Sekolah juga menyampaikan keprihatinannya, “Budaya lokal sekarang hampir punah di kalangan generasi penerus akibat pengaruh budaya luar. Penanaman budaya lokal seperti ini harus dilakukan secara rutin, apalagi mengingat banyak siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar kota. Banyak alumni SMPN 4 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan ke luar negeri. Mereka harus tetap kental dengan budaya Sunda.”

Beliau berharap, “Saya berharap di mana pun kalian melanjutkan pendidikan, budaya Sunda terus dibawa dan dilestarikan. Kalau bukan generasi muda yang melestarikan, budaya Sunda nantinya akan hilang,” pungkasnya.

Pewarta Hendra
Editor Abucek